Saturday, November 23, 2019

CHAPTER #03



BAHAGIA



Apa kau pernah merasakan rasanya terjatuh berulang kali hingga kau lelah tuk bangkit?
Apa kau pernah merasakan sakit berulang kali hingga kau tak ingin lagi disembuhkan?
Pernah kah kau takut dengan kebahagiaan karna kau tau cepat atau lambat kebahagiaan itu akan sirna?
Layaknya sinar bulan yang terlihat cantik kelak ia akan pergi tergantikan dengan sinar mentari yang terasa menyengat.
Seperi kuncup bunga yang perlahan terbuka namun pada akhirnya ia akan layu jua.
Seperti indahnya bunga dandelion yang berterbangan kesegala arah namun akan jatuh jua.
Seperti rasa manis dari permen strawberry yang dalam segera rasa itu akan menghilang jua.


Kau takut, untuk bahagia.


Kota Kembang, 01 Agustus 2019

CHAPTER #01


-PEMERAN UTAMA- 


Lalu bagaimana jika kau bukanlah pemeran utama? 

Ketika pria yang selalu bercanda tawa dan menghabiskan waktu senja bersamamu akhirnya menemukan pemeran utama wanita lain dihidupnya yang bertolak belakang denganmu, 

- wanita anggun dengan sikapnya yang lucu dan menggemaskan, senyum tipis dengan bola mata yang besar, jemari kecil dengan warna kulit seputih susu -

Lalu kau mulai menatap dirimu sendiri didepan cermin sembari menyadari kau hanyalah wanita tomboy tanpa lipstik dibibirmu dan tanpa sapuan bedak dikulitmu, kau penuh dengan lelucon hingga pria itu membercandakan tatapan lembutmu. 

Lalu kau akan berpura-pura tegar sembari menyalahkan dirimmu karna telah menjadi "dirimu", namun kau tetap sama tetap bercanda tawa dengan pria itu hingga ketika si pemeran utama wanita datang kau akan menjadi pemeran pendukung dengan warna suram mulai menjalar di tubuhmu, dan kau akan pergi kedalam keramaian dengan mulut terkatup lalu berhenti di salah satu persimpangan jalan dan air matamu mulai menetes perlahan, kau menutup mulutmu untuk menyembunyikan rintihan tangismu. 

Mungkin kau mulai berharap ketika kau menangis pria lain akan datang dan menghiburmu lalu ketika kalian bersama, pria pertama akan datang dan menyesalinya, tapi lagi-lagi hidup tidak seindah drama atau buku dongen tentang putri dan seekor katak, karna nyatanya kau menangis sendirian di jalan kecil itu, masih menatap langit dengan pandangan kabur terhalang air mata. 

Lalu apa? Yang bisa kau lakukan hanyalah melupakan perasaan padanya lalu kembali mencintai orang lain di masa depan, tapi bagaimana jika itu terulang terus menerus? Kali kedua, hingga kali ketiga. Dan kau akhirnya merasa muak untuk mencintai seseorang lagi dan kau menyerah pada hatimu. Kau tak lagi mengejar rasa bernama cinta, hatimu sudah lelah dan menuntut waktu istirahat, tapi kau bahkan lupa bahwa manusia itu sudah sepantasnya memiliki rasa ingin dicintai, sama seperti orang lain dan gadis lain, kau ingin dincintai secara benar, namun kau mengurung rasa. Kau menanam rasa, jauh didalam dirimu, hingga kau merasa tertekan.


Kota kembang, 09 Agustus 2019.

CHAPTER #02


KECEMASAN


Seperti hidup yang terlalu singkat 
Seperti nafas yang perlahan tercekat
Dan seperti jiwa yang terkekang erat
Kecemasan itu sangat memuakan

Kebebasan yang terselubung hingga dirasa telah menghilang. Jika hidup ini seindahan kepakan sayap kupu-kupu yang memantulkan cahaya senja. Mungkin aku akan tersenyum tanpa alasan, mungkin air mataku habis karna tertawa terlalu keras. Dan mungkin hatiku berhenti berdetak untuk sepersekian detik karna bahagia yang terasa menyengat. 



Jika kecemasan itu tak pernah ada, mungkin bahagiaku akan terasa nyata.


Kota Kembang, 09 Agustus 2019 

CHAPTER #03

BAHAGIA Apa kau pernah merasakan rasanya terjatuh berulang kali hingga kau lelah tuk bangkit? Apa kau pernah merasakan sakit berula...